Apa jadinya jika sebuah
kota hanya dihuni wanita? Mungkin akan terdengar mustahil. Tapi faktanya memang
ada. Pastinya
Anda para lelaki akan membayangkan bahwa akan menjadi primadona jika berkunjung
ke salah satu tempat ini. Namun ada yang memang memperbolehkan pria masuk dan
ada pula yang melarang atau tidak memperbolehkan kaum Adam untuk berada apalagi
memasuki kawasan ini. Berikut, beberapa tempat di dunia yang penghuninya
hanyalah wanita saja.
1. Noiva do Cordeiro
Kota ini berdiri pada 1890-an, saat seorang perempuan muda bernama Maria
Senhorinha de Lima dan keluarganya dikucilkan oleh gereja Katolik setempat
karena dituduh berbuat zina. Terletak di sebelah tenggara Brazil, Noiva do
Cordeiro sudah bertahun-tahun hanya diisi oleh wanita saja. Ada lebih dari 600
wanita berusia antara 20-35 tahun ke atas yang menjadi penghuni kota ini. Tentu
saja, dikarenakan hanya diisi wanita saja, maka segala hal yang berhubungan
dengan tata kota sampai dengan kehidupan sehari-harinya dilakukan oleh para
perempuan. Para wanita di Noiva do Cordeiro ini
ada yang sudah menikah dan memili ki keluarga, namun ada pula yang masih
membujang atau belum bersuami. Awalnya, rata-rata wanita di tempat ini merasa
sangat terbebani karena ketiadaan kaum pria di sana, namun lama-kelamaan mereka
justru menikmati hal tersebut.
Kehidupan di Noiva do
Cordeiro memang menyenangkan dan nyaris tanpa kekurangan. Satu-satunya
kekurangan yang dirasakan para perempuan itu adalah kehadiran para pria yang
menyayangi mereka.
Salah seorang penduduk mengatakan “Kota kami menjadi lebih indah, cantik, rapi
dan harmonis tanpa ada kaum pria”. Namun bagi yang masih melajang, maka dengan
tidak adanya laki-laki di tempat tersebut menjadi sebuah bencana. Ini karena
ada pula yang hingga berumur cukup dewasa, belum pernah mencium pria atau
bahkan menikah. Walaupun masih menjadi perdebatan dari setiap penghuninya,
namun ada golongan tertentu yang berharap akan kehadiran pria di tempat ini yang kemudian menetapkan aturan-aturan kesucian yang ketat,
semisal melarang mereka minum alkohol, mendengarkan musik, memangkas rambut
ataupun memakai alat-alat pencegah kehamilan jenis apapun.
2.
Umoja
Desa Umoja, yang terletak di sebelah utara Kenya, dihuni oleh 47 wanita dan 200 anak-anak. Yang mengejutkan dari desa ini adalah tidak ada satu pria pun yang tinggal di sini. Pelarang tersebut terjadi karena desa Umoja merupakan desa yang memiliki perkumpulan untuk kesejahteraan wanita, dan melindungi kaum wanita dari pelecehan, kekerasan seksual, dan dari kekerasan rumah tangga. Desa kecil ini didirikan oleh seorang wanita bernama Rebecca Lolosoli pada tahun 1990 yang sangat menentang keras dengan sistem patriarkal.Untuk itu, Rebecca menganggap bahwa harus ada tempat khusus yang berisikan wanita agar mereka bebas dari penindasan kaum laki-laki dan dapat hidup bebas, serta leluasa tanpa ada tuntutan atau paksaan. Sayangnya, jika di Noiva do Cordeiro masih memperbolehkan ada pria untuk singgah atau menetap di daerahnya, di Umoja benar-benar melarang kehadiran laki-laki. Bahkan tidak hanya sebagai tempat para wanita yang menghindari sistem patriarkal saja, Umoja juga menjadi desa yang sering digunakan menjadi tempat perlindungan para wanita dari korban kekerasan rumah tangga, kawin paksa, pemerkosaan dimana mayoritas kejahatan tersebut dianggap bersumber dari pria.
3. Sakaka
Hampir
sama dengan Umoja di Kenya, Sakaka adalah daerah yang terletak di pinggiran
Al-Jawf atau sebelah barat daya dari Ibu Kota Arab Saudi yang di dalamnya hanya
dihuni oleh kaum wanita saja. Uniknya, tidak hanya melarang kedatangan kaum
pria, pengurus desa Sakakah juga tidak segan mengusir wanita yang melanggar
norma dan adat. Seperti berpenampilan seperti laki-laki atau juga yang
bertabiat jelek. Selain itu, aturan
lain yang berlaku di daerah ini adalah tidak memperbolehkan budaya luar atau
yang berasal dari Eropa untuk masuk ke tempat mereka. Para pengurusnya
benar-benar ingin mengaplikasikan budaya lokal dengan sangat ketat. Ke depannya,
aturan Desa itu bakal semakin tegas, pengunjung dar luar daerah tidak boleh
membawa kamera atau telepon seluler. Bukan hanya gadis tomboy yang dianggap
melawan tradisi. Perempuan dengan dandanan berlebihan (PUNK) juga bakal
diharamkan. Bahkan, dewan adat local bersiap melarang kaum hawa yang dianggap menyimpang itu memasuki sekolah umum
atau pun universitas
Bagaimana apakah anda masih tertarik ??Tentunya akan menjadi destinasi wisata yang
menarik bukan. Terutama bagi para pria lajang yang ingin hanya sekadar
‘bersenang-senang’ atau yang benar-benar mencari jodoh. Sayangnya, tidak semua
dari ke-3 tempat tersebut memperbolehkan laki-laki memasuki daerah mereka.